Perjalanan Suci Menyebrangi Samudra Melalui Tirta Yatra dan Melukat ke Pulau Jawa

Jawa Timur – UKM KMHD ITB STIKOM Bali telah melaksanakan acara Tirta Yatra dan Melukat ke beberapa pura di Pulau Jawa pada tanggal 09 – 10 November 2024. Dengan mengusung tema “Teja Dharma Karana” yang memiliki makna sebagai representasi filosofi cahaya kebenaran yang menjadi dasar kehidupan, mencerminkan perjalanan suci yang bertujuan menyadarkan manusia akan pentingnya cahaya Tuhan dalam menjalani kehidupan sehari – hari. Terdapat lima destinasi pura yang dituju yakni Pura Luhur Dangkahyangan Rambut Siwi, Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo, Pura Agung Blambangan, Pura Tawang Alun, dan Pura Beji Antaboga.

Acara ini dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan, Karir, dan Alumni ITB STIKOM Bali, IGKG Puritan Wijaya ADH, S.Kom., MMSI yang juga memberikan sambutan serta nasehat kepada para peserta untuk selalu menjaga etika dan tata krama saat kita mengunjungi suatu tempat apalagi tempat suci. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemukulan kulkul sebanyak tiga kali sebagai simbolis telah dibuka dan dilepasnya seluruh peserta Tirta Yatra dan Melukat UKM KMHD 2024 ini.

Seluruh peserta melakukan persembahyangan pada pura yang dituju. Salah satu pura yakni Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo, panitia acara Tirta Yatra dan Melukat melakukan penanaman pohon yang bertujuan untuk menyelaraskan keharmonisan kehidupan manusia seperti dalam konsep Tri Hita Karana pada bagiannya yakni Palemahan. Yang bermakna menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam semesta. Harapan kami dalam kegiatan ini dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga keharmonisan dengan berlandaskan pada prinsip Tri Hita Karana.

Rangkaian kegiatan Tirta Yatra dan Melukat ditutup dengan kegiatan melukat yang dilaksanakan di Pura Beji Antaboga dengan tujuan pembersihan diri baik secara jasmani dan rohani. Prosesi ini diyakini mampu melepaskan energi negatif, membersihkan kotoran batin, dan memulihkan harmoni dalam diri. Dengan suasana pura yang tenang dan alunan Doa yang khusyuk, peserta melukat merasakan kedamaian yang mendalam, seolah jiwa mereka dibasuh oleh anugerah suci alam semesta. Air suci yang digunakan dalam melukat, yang diambil langsung dari sumber mata air alami, menjadi simbol penyucian yang tak hanya menghubungkan manusia dengan dirinya sendiri, tetapi juga dengan Sang Hyang Widhi dan alam semesta.

Demikianlah rangkaian perjalanan suci dalam acara Tirta Yatra dan Melukat UKM KMHD ITB STIKOM Bali. Harapan kami dapat memberikan arti lebih dalam memahami lebih dalam makna suci Tri Hita Karana dan wujud implementasinya dalam kehidupan.