Mapala Kompas ITB STIKOM Bali melakukan Jelajah Nusantara ke Indonesia bagian Timur dengan mengambil tema “Menapakkan Jejak Keberagaman Nusantara dan Kekayaan Alam Indonesia”

Jelajah Nusantara merupakan bagian dari program unggulan  yang diselenggarakan oleh Mapala Kompas ITB STIKOM Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi keindahan alam dan budaya Indonesia, serta memperkuat kekompakan dan semangat petualang di antara para anggotanya. Biasanya Jelajah Nusantara akan dilaksanakan dengan jangka waktu yang lama dengan tujuan ekspedisi ke luar pulau Bali, Tahun ini Jelajah Nusantara menjadi spesial karena ini kali pertama Mapala Kompas akan melakukan ekspedisi ke Indonesia bagian Timur lebih tepatnya Nusa Tenggara Timur mengambil tema “Menapakkan Jejak Keberagaman Nusantara dan Kekayaan Alam Indonesia” dan dilaksanakan pada tanggal 12 – 23 Agustus 2024.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama 11 (sebelas) hari di mana anggota Mapala Kompas ITB STIKOM Bali akan melakukan eksplorasi budaya di Desa Waerebo dan Desa Bena kemudian melakukan pendakian di Gunung Inerie yang merupakan Gunung terbesar di Flores.

Perjalanan dimulai dengan keberangkatan menuju Pelabuhan Benoa pada tanggal 12 Agustus 2024. Setelah semua persiapan dan pengecekan selesai, peserta Jelajah Nusantara bertolak dari Bali menuju ke Labuan Bajo. Setelah semalaman menempuh perjalanan laut, kapal tiba pada tanggal 13 Agustus 2024 di pelabuhan Labuan Bajo. Dari pelabuhan, perjalanan darat dilanjutkan menuju rumah salahsatu anggota Mapala di Desa Indrong, Mabar, NTT. Setibanya di lokasi, para peserta beristirahat sejenak serta menginap untuk mempersiapkan diri menghadapi rangkaian kegiatan mengeksplorasi budaya serta pendakian

14  Agustus 2024, rombongan melanjutkan ekspedisi dengan berangkat menuju Desa Waerebo, Desa Waerebo merupakan desa yang masih kental dengan adat dan budayanya. Perjalanan diawali dengan menuju Desa Denge yang merupakan titik awal tracking. Dari sana tracking menuju Waerebo dimulai. Setelah melalui jalur yang cukup melelahkan, akhirnya peserta tiba di Desa Waerebo. Desa ini merupakan desa yang memiliki ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, ciri khas dari desa ini merupakan rumah adatnya berkerucut yang disebut Mbaru Niang selain itu desa ini memiliki tradisi yang unik dimana semua wisatawan yang datang ke Desa ini akan melakukan serangkaian penyambutan yang disiapkan oleh penduduk Desa, tak lupa peserta melakukan eksplorasi adat dan budaya yang unik pada Desa Werebo.

Setelah bermalam dan menikmati keunikan Desa Wae Rebo, pada tanggal 15 Agustus 2024 peserta memulai perjalanan turun kembali ke Desa Denge. Setelah tiba di bawah, perjalanan darat dilanjutkan menuju salah satu komunitas pencinta alam yang ada di Nusa Tenggara Timur yaitu Jagatnata untuk silaturahmi. Kemudian peserta menginap di Jagatnata sembari istirahat dan mempersiapkan perlengkapan untuk mendaki ke Gunung Inerie.

17 Agustus 2024 dini hari rombongan melanjutkan perjalanan menuju basecamp Gunung Inerie, Pada pendakian kali ini peserta Jelajah Nusantara ditemani beberapa kawan dari Jagatnata untuk mencapai puncak Gunung Inerie, peserta memulai tracking pada pukul 02.16 dan mencapai puncak Gunung Inerie pada pukul 08.35. Peserta menikmati keindahan alam dari ketinggian tidak lupa untuk mengabadikan momen di puncak Inerie.

19 Agustus 2024, perjalanan dilanjutkan dengan kunjungan ke Desa Bena, desa ini merupakan salah satu desa megalitikum yang ada di NTT. Desa Bena sendiri terdiri dari kurang lebih 45 buah rumah yang saling mengelilingi dengan 9 suku yang menghuni rumah-rumah tersebut, yaitu suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Khopa, dan suku Ago. Di tengah-tengah desa, terdapat sebuah bangunan yang biasa disebut oleh masyarakat lokal Bena, nga’du dan bhaga. Keduanya merupakan simbol leluhur kampung yang berada di halaman, kisanatapat, tempat upacara adat digelar untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka.

Setelah melakukan ekplorasi adat dan budaya pada Desa Bena peserta melanjutkan perjalanan panjang menuju Labuan Bajo. Peserta akan menghabiskan waktu di Labuan Bajo untuk beristirahat setelah runtutan kegiatan yang panjang sembari menunggu jadwal kapal balik menuju Bali. Tanggal 21 Agustus 2024 adalah jadwal kapal peserta Jelajah Nusantara akan balik ke Bali, peserta berpamitan kepada keluarga dari anggota Mapala Kompas dan tidak lupa mengucapkan banyak terimakasi.Kapal tiba di Bali pada tanggal 23 Agustus 2024 pagi hari, menandai akhir dari rangkaian Jelajah Nusantara ini. Rombongan melanjutkan perjalanan darat menuju ITB STIKOM Bali, mengakhiri kegiatan ini dengan perasaan bangga dan puas atas pencapaian yang telah diraih.