Malam Memukau dari Festival Kesenian Rakyat Nusantara dengan Tari Sekar Jagat dan Widya Prakrti Ciptaan Dr. NLN Swasthi Widjaja Bandem.

Denpasar – Mengawali acara penutupan Festival Kesenian Rakyat Nusantara yang digelar oleh STIKOM Bali Group di Tukad (sungai) Bindu, Kesiman, Denpasar Timur dipentas dua tarian sakral yakni Tari Sekar Jagat dan Tari Kebesaran ITB STIKOM Bali, Widya Prakrti. Kedua tarian itu adalah ciptaan Dr. NLN Swasthi Widjaja Bandem.

Menurut Prof. Dr. I Made Bandem, MA (suami dari Swasthi Widjaja Bandem), Tari Sekar Jagat diciptakan oleh Swasthi Widjaja Bandem tahun 1983. Tari Sekar Jagat berarti “Bunga Dunia”, yang ditarikan oleh sekelompok penari wanita cantik sambil membawa canangsari. Kegembiraan dalam menyambut para tamu, ditunjukkan lewat keindahan gerak tari serta gerak gemulai dan dinamis para penarinya. Disebutkan, penciptaan tari Sekar Jagat ini terinspirasi oleh tarian Rarejangan di Karangasem, yang kemudian dikembangkan dalam sebuah komposisi tari kreasi baru. “Tari Sekar Jagat, dengan Koreografer NLN Swasthi Widjaja Bandem dan Komposer I Nyoman Windha serta para Penari diantaranya Ayu Soekma Roseadi, I Gusti Ayu Agung Cinta Permata Iswary Savitri, Nyoman Atheny Pramasastra Dewi, Ni Komang Suari Febrian dan Ni Made Pramitha Prabaswari,” terangnya.

Setelah Tari Sekar Jagat, dipentaskan Tari Kebesaran ITB STIKOM Bali, Widya Prakrti ini agar masyarakat juga mengenal Tari Kebesaran karena NLN Swasthi Widjaja Bandem sebagai pencipta Tari Kebesaran pertama di Indonesia, khususnya di Bali. Tari Sekar Jagat menggambarkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Wisnu dalam menunjukkan proses penyatuan antara Purusa sebagai unsur kejiwaan dan Prakrti sebagai unsur kebendaan. Penyatuan ini, lanjutnya, menyebabkan terciptanya alam semesta beserta isinya yang memiliki unsur yang sama, yaitu Panca Maha Bhuta yang merupakan sumber widya atau ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang kemudian menyatu dengan bhuwana alit, yaitu manusia sebagai kreator yang harus mampu menggali dan mengolah kandungan bhuwana agung secara bijaksana. Hal tersebut mampu mewujudkan sebuah kreativitas yang melahirkan kebudayaan yang berguna bagi kesejahteraan umat manusia.

“Tari Kebesaran Widya Prakrti dengan Koreografer NLN Swasthi Widjaja Bandem dan Komposer Pande Gde Eka Mardiana. Sementara, para penarinya adalah mahassiwi ITB STIKOM Bali yakni Ni Ketut Yanti Lestari, Ni Nyoman Cipta Wiliawati, Lusia Ni Made Lidya Merianti, Putri Insphira Lidaviola, Putu Setyarini, Ketut Widya Ayuningrum, Ni Luh Putu Lisa Febriani, Ni Made Nirmala Rahayu Sastri dan Luh Gede Candra Pratiwi,” tandasnya. “Diciptakan pertama (Tari Kebesaaran) itu Tari Siwa Nataraja untuk ISI Denpasar. Setelah itu, Widya Prakrti untuk ITB STIKOM Bali lalu berkembanglah Tari Kebesaran di mana-mana, tidak saja di universitas atau pemerintahan sampai Dinas Pertamanan dan lain-lainnya juga punya Tari Kebesaran, maksudnya maskot seperti itu,” cetusnya.(*)