Denpasar-Mahasiswa STIKOM Bali yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia alias UKM KSR PMI Widya Bhakti STMIK STIKOM Bali mempunyai kepedulian terhadap maraknya kasus HIH/IDS di Indonesia, khususnya Bali.
Sekedar diketahui, kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan di Bali tahun 1987 dari seorang penderita wisatawan Belanda bernama Edward Hope. Sejak saat itu, perkembangan penyakit mematikan ini sungguh mengkhwatirkan.
Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, tahun 2005 jumlah penderita HIV sebanyak 859 orang, dan pada Maret 2017 melonjak sebanyak 198.219 orang DKI Jakarta menduduki ranking tertinggi penderita HIV yakni sebanyak 40.500 orang, diikuti Jawa Timur sebanyak 26.052, Papua (21.474 orang), Jawa Barat (18.727 orang), dan Jawa Tengah (13.547 orang).
Untuk kasus AIDS, Tahun 2005, jumlah penderita AIDS sebanyak 5.231orang melonjak luar biasa pada tahun 2016 yakni sebanyak 78.292 orang.Di Bali, seperti disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pada tahun 2016 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 13.774 orang tetapi pada tahun 2017 ini jumlah pernderita HIV/AIDS mencapai 17.090 orang atau ada tambahan penderita baru mencapai sekitar 3.000. Sungguh mengkhawatirkan
Nah, dalam memperingati Hari HIV/AIDS se-Dunia, sekitar 30 anggota UKM KSR PMI Widya Bhakti STMIK STIKOM melaksanakan kegiatan dengan membagikan bunga mawar, brosur dan pita berwarna merah kepada masyarakat umum di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon pada Jumat, 1 Desember 2017.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberi edukasi kepada masyarakat betapa bahayanya penyakit HIH/AIDS ini dan sekaligus mengajak masyarakat untuk menjauhi seks bebas,” kata Bagus Firman Taufik, ketua panitia acara ini. “Sedikitnya 425 brosur dan sebanyak 200 tangkai bunga mawar dan pita merah kami bagikan kepada masyarakat,” sambung Ummy Maulidiyah, Ketua Umum UKM KSR PMI Widya Bhakti. (*)