Senin, 08 Juli 2024 Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali menerima kunjungan seorang ilmuwan komputer dari Belanda yang membidangi isu privasi dan keamanan teknologi identifikasi frekuensi radio, sekaligus CEO dan Founder Radically Open Security yang merupakan perusahaan konsultan keamanan komputer nirlaba pertama di dunia, Dr. Melanie Rieback. Tidak hanya sampai disitu, Dr. Melanie Rieback memiliki sejumlah pencapaian yang semakin menguatkan posisinya sebagai seorang ahli keamanan siber, yakni sebagai Manajer Teknik Senior di XenClient Citrix dan Kepala Peneliti di CSIRT di ING Bank. Dr. Melanie Rieback pernah dinobatkan sebagai Finalis ICT Professional of the Year 2010 oleh WomeninIT, salah satu dari 400 wanita paling sukses di Belanda oleh Viva Magazine (Viva400) pada tahun 2010 dan 2017, salah satu dari lima puluh wanita paling inspiratif di bidang teknologi (Inspiring Fifty Belanda) pada tahun 2016, 2017, dan 2019. Ia juga dinobatkan sebagai Pemimpin TI Paling Inovatif oleh CIO Magazine NL (TIM Award) pada tahun 2017 dan salah satu dari 9 Wanita Paling Inovatif di Uni Eropa (EU Women Innovators Prize) pada tahun 2019.
Berangkat dari rentetan prestasi tersebut, Dr. Melanie membagikan pengalamannya dalam Kuliah Umum yang dihadiri oleh sejumlah mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali dari berbagai Program Studi yaitu Sistem Informasi, Sistem Komputer, Teknologi Informasi, Manajemen Informatika, dan Bisnis Digital. Kehadiran Dr. Melanie sebagai dosen tamu pada kegiatan tersebut disambut dengan antusias oleh para mahasiswa. Bagaimana tidak, mengingat belakangan ini hangat dibicarakan oleh masyarakat mengenai pembajakan sistem di pemerintahan Indonesia.
Dr. Melanie memaparkan apa itu keamanan siber atau cyber security dan bagaimana industri cyber security berjalan melalui cerita dari pengalamannya merintis perusahaan cyber security yang kini telah dipercaya banyak perusahaan, organisasi, bahkan negara. “Saya merasa senang dapat bergabung di sesi guest lecture Dr. Melanie karena sebelumnya saya sendiri kurang mengetahui bagaimana cyber security diterapkan dan bagaimana bisnis cyber security berjalan. Beliau juga menjabarkan bahwa kita harus bisa selektif dimana kita akan meng-upload data pribadi kita, apakah itu website terpercaya atau tidak. Lalu dengan cara mem-backup data kita secara offline dengan mencatat di note atau dengan men-duplicate di harddisk. Dan yang terakhir dengan cara encryption data atau file kita untuk menjadi barrier security jikalau ada yang mencoba mengakses atau membobol data kita”, ungkap Defiana Syaharani Harahap, salah seorang mahasiswa yang menjadi peserta pada kegiatan tersebut.