Denpasar – Bukan hanya Presiden Jokowi saja yang bisa bagi-bagi sepeda gratis kepada masyarakat, ITB STIKOM Bali juga bisa. Kamis (28/10/2021) Bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda, ITB STIKOM Bali membagikan 12 unit sepeda gunung secara gratis kepada para mahasiswa. Tak hanya sepeda, sembilan unit laptop dan sembilan unit modem juga dibagikan secara gratis kepada para mahasiswa. Total nilainya lebih dari Rp 100. Para mahasiswa angkatan 2021 yang beruntung itu adalah mereka yang mendaftar sebagai calon mahasiswa pada Gelombang Khusus pada bulan Nopember 2020, Glombang I dan Gelombang II pada bulan Januari 2021.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, pemberian hadiah berupa sepeda, laptop dan modem itu adalah bentuk apresiasi ITB STIKOM Bali kepada para mahasiswa baru angkatan tahun 2021 yang mendaftar sejak dibuka Gelombang Khusus pada bulan Nopember 2020, Gelombang I dan Gelombang II pada Januari 2021.
Menurut Dadang Hermawan, apresiasi ini diberikan sebagai penghargaan kepada para mahasiswa yang telah mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk melanjutkan kuliah di ITB STIKOM Bali.
“Kami sangat menghargai keputusan kalian yang begitu cepat, mengambil langkah tepat menyongsong masa depan. Makanya yang mendaftar pada gelombang khusus, gelombang 1 dan gelombang kedua, semuanya diberi potongan DPP (Dana Pendidikan Pokok-red), diberikan hadiah (setelah diundi) seperti saat ini dan kampus kami menyediakan beberapa metode supaya kalian cepat lulus. Jangan lama-lama kuliah di ITB STIKOM Bali, semakin lama kuliah selain merugikan diri sendiri, juga Anda kehilangan momentum. Kuliah bisa 3,5 tahun tamat,” kata Dadang Hermawan.
Dadang Hermawan menekankan pentingnya menghargai waktu. Menurutnya, waktu itu sangat penting. “Semua orang sukses dan tidak sukses punya waktu yang sama. Semua punya waktu satu tahun 360 hari, punya waktu 12 bulan, punya 30 hari dalam sebulan dan punya waktu 24 jam per hari. Lalu kenapa ada orang sukes dan ada orang tidak sukses? Karena orang sukses pintar mengelola waktu,” sebut Dadang.
Dadang Hermawan melanjutkan, agar bisa selesai kuliah dalam waktu 3,5 tahun, ITB STIKOM Bali selalu memberikan terobosan. Yakni pertama, melalui kelas percepatan (tamat SMA/SMK bulan Mei, langsung kuliah, tidak perlu menunggu sampai bulan September). Kedua, mengikuti semester pendek atau semester antara (masa kuliah antara akhir semester genap dan sebelum semester ganjil), Ketiga, mengikuti kuliah mandiri atau privat. Tapi jangan sampai ikut privat karena biayanya mahal. Keempat, remidi atau ujian ulang,” terang Dadang Hermawan.
“Jadi, ada empat program ini yang mendorong Anda cepat lulus atau meraih gelar Sarjana Komputer dari ITB STIKOM Bali,” kata Dadang Hermawan yang dalam acara ini didamping ketiga wakil rektor (WR), yakni WR I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ida Bagus Suradarma, SE., M.Si., WR II Bidang Administrasi dan Keuangan Putri Srinadi, SE., MM.Kom., dan WR III Bidang Kerja Sama dan Inovasi I Made Sarjana, SE., MM serta Sekretaris Yayasan Widya Dharma Shanti (induk ITB STIKOM Bali) Lilis Yuningsih, SH, M.Kom.
Dadang menyampaikan, pendaftaran Gelombang Khusus akan dibuka lagi mulai 01 Nopember 2021 untuk tahun akademik 2022/2023 dengan mendapatkan fasilitas kemudahan yang sama berupa hadiah dan potongan biaya DPP. “Jadi tolong sampaikan kepada keluarga atau teman kalian, 1 Nopember nanti segera daftar supaya bisa dapat hadiah dan potongan biaya seperti kalian dapat hari ini,” sebutnya.
Terobosan lain yang dilakukan ITB STIKOM Bali, lanjut Dadang, adalah bekerja sama dengan Lithan Academy Singapura untuk program magang online di Singapura. Saat Ini 200 mahasiswa sedang mengikuti kuliah dengan mata kuliah dari Singapura dan mata kuliah dasar dari kampus. “Tahun pertama mahasiswa tetap kuliah di ITB STIKOM Bali, tahun kedua baru mengikuti magang di Singapura secara online dan mendapatkan uang saku. Selain itu, ITB STIKOM Bali juga bekerja sama dengan Badan Perlindungan Perkerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk pengiriman mahasiswa kerja di Jepang menggunakan visa kerja. Kuliah satu tahun dulu di kampus sambil belajar bahasa Jepang dan keahlian tertentu baru dikirim ke Jepang. Di Jepang kuliahnya online, baik dari kampus maupun program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka. Gaji awal mulai Rp 20 juta per bulan dengan masa kontrak lima tahun,” tutup Dadang. (rsn)