Komik strip karya I Gusti Putu Adhitya Gunawan
DENPASAR – Mahasiswa ITB STIKOM Bali I Gusti Putu Aditya Gunawan mengukir prestasi cukup gemilang dalam ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) ke XV tahun 2020, yang diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI secara online (daring). Putu Adhitya Gunawan yang mengikuti lomba komik strip berhasil keluar sebagai juara harapan dua. Apalagi peserta lomba ini sebanyak 3.174 mahasiswa dari seluruh kampus Indonesia. “Prestasi ini patut kita syukuri karena persaingan di tingkat nasional tidaklah mudah. Prestasi ini juga sekaligus memperpanjang daftar mahasiswa ITB STIKOM Bali yang meraih prestasi nasional,” kata Dr. Dadang Hermawan, Rektor ITB STIKOM Bali.
Bagi Adit, panggilan akrab I Gusti Putu Adhitya Gunawan, prestasi yang diraih di luar ekseptasinya. Ditemui usai malam anugerah Peksiminas ke XV yang juga diadakan secara daring pada 29 September 2020, Adhit mengaku biasa-biasa saja. “Saya terbiasa juara lomba. Jadi kalau juara harapan dua, ya biasa-biasa saja,” ujar anak pertama dari dua bersaudara, buah pasangan I Made Sudasrana dan Ni Luh Made Dewi ini.
Tahun 2017 ketika masih menjadi siswa SMAN Bali Mandara Singaraja, dia menjuarai lomba komik strip tingkat nasional. Tahun 2018 dia mendapatkan beasiswa untuk melajutkan pendidikan di ITB STIKOM Bali dengan mengambil program studi Sistem Informasi. Di sinilah kemampuannya semakin di asah. “Dia juga juara lomba komik strip dalam ajang STIKOM Festival 2020 baru-baru ini,” sambung Komang Bhargo Bhaskara, dari Seksi Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahassiwa ITB STIKOM Bali.
Dari kiri: I Made Arya Budhi, I Gusti Putu Adhitya Gunawan dan Komang Bhargo Bhaskara
Dalam lomba komik strip ini panitia menyediakan waktu lima jam, dia selesaikan dalam waktu empat jam. Adit menggambarkan seorang anak berpamitan pada ibunya, hendak bermain ke rumah teman. Sang ibu mengingatkannya agar memakai masker. Anak itu malah mencandai ibunya, dia melumuri wajahnya hingga dipenuh warna putih “Bukan masker yang itu woyy,” kata sang ibu sambil terbahak. Tak lama kemudian si anak sudah menggunakan masker benaran, sambil berpesan kepada teman-temannya selalu pakai masker, patuhi protokol kesehatan dan selalu menjaga jarak.
Menurut Adi, dibanding lomba secara offline, lomba secara daring ini seharusnya lebih fair karena kita tetap terpantau dan kita bisa melihat karya peserta lain secara langsung. Makanya saya optimis bisa juara, karena menurut saya juara-juara itu karyanya jauh di bawah saya,” tukas Adit.
I Made Arya Budhi, S.Kom dari Bagian Kemahassiwaan ITB STIKOM Bali menambahkan, Peksiminas Tahun 2020 ini ITB STIKOM Bali mengikuti 11 tangkai dari 15 tangkai lomba, melibatkan 20 mahasiswa. “Setelah diseleksi, kita lolos 10 tangakai, satu yang tidak lolos yakni vocal group. Dari 10 tangkai itu melibatkan 13 mahasiswa, salah satunya Adit ini.
“Menurut saya, Adit ini luar biasa. Bayangkan dari 3.174 mahasiswa se-Indonesia, Adit bisa juara walaupun hanya harapan dua. Tadi saya sempat hitung-hitung. Perbadingannya, 1 banding 270. Artinya Adit 1 diantara 5 banding 270 orang itu,” tukas Budhi.
BEM ITB STIKOM Bali berhap, prestasi Adihtya Gunawan menjadi pemicu kegiatan kemahasiswaan di tengah situasi Pandemi covid 19 agar lebih kreatif. “Harapan kami setelah lomba ini mahasiwa lebih aktif lagi untuk meraih prestasi seperti yang kita harapkan,” pungkas Komang Bhargo. (rls)