Denpasar-Setelah berkali-kali menjuarai lomba hacking tingkat nasional, kali ini Tim Airavata STIKOM Bali yang terdiri dari Ida Bagus Budantara, Dewa Mahendara Putra dan Ketut Pasek Asmara Jaya berhasil keluar sebagai juara 2 dalam lomba hacking tingkat nasional yang digelar oleh Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor (IPB), Sabtu (16/09/2017).
Ketua Tim Airavata Ida Bagus Budantara menjelaskan lomba hacking bertajuk Hack to Day ini diikuti oleh tim-tim dari mahasiswa dan masyarakat umum yang dating dari seluruh Indonesia. Ada sekitar 90 tim yang mengikuti, kemudian dilakukan seleksi secara online untuk memilih 10 tim terbaik guna diadu lagi di babak finasl di kampus IPB Bogor.
“Lomba yang kami ikuti adalah hacking atau capture the flag. Tahapan pertama adalah seleksi secara online. Setelah itu kami dinyatakan lolos dan masuk 10 besar finalis untuk diadu di IPB Bogor,” kata Ida Bagus Budantara.
Dia menjelaskan, dalam lomba ini, kode hacking yang digunakan adalah attack defense, jadi seperti cyber waring di dunia nyata. “Apabila kita berhasil mencuri flag, kita akan mendapat point atau score, sebaliknya jika kita kehilangan flag maka poin akan dikurangi. Kesmpimpulannya, setelah kami melakukan attac defense tersebut kami akhirnya mendapat nilai sekitar 1.100 dan dinyatakan sebagai juara 2,” kata Budantara.
Gus Bud mengaku, ada kesulitan yang dialami pada saat menghadapi grand final. Mereka harus harus mempelajari terlebih dahulu mekanisme soal sebelum menjawabnya. Toh akhirnya kendala itu dapat diatasi
Tim Airavata: Ketut Pasek Asmara Jaya (dua dari kiri), Ida Bagus Budantara (tiga dari kiri) dan Dewa Mahendra Putra (dua dari kanan) diapit Ketua Program Studi Sistem Komputer Padma Nyoman Crisnapati (paling kanan) dan dosen pembimbingnya I Wayan Ardiyasa (paling kiri).
Bagaimana perasaan mereka bisa mengalahkan perguruan tinggi ternama “Pastinya kami merasa puas, sekaligus merasa senang karena kategori attack defense ini adalah yang pertama kali dilombakan, kata Gus Bud.
Meski berhasil keluar sebagai juara kedua, ternyata Ida Bagus Budantara, Dewa Mahendara Putra dan Ketut Pasek Asmara Jaya masih menyimpan penasaran. “Masih ada soal yang belum bias kami selesaikan, itu yang membuat kami penasaran,” ujar Pasek Asmara Jaya.
Dosen pembimbing Tim Airavata I Wayan Ardiyasa, S.Kom., MMSI menambahkan, sangat bangga dengan prestasi ketiga mahsiswanya. Apalagi, kategori attack defense ini yang pertama kali dilombakan.
“Mereka lolos ke final bersama tim-tim dari univeris ternama. Ada ITB, UGM, UI, Binus tapi mereka bias keluar sebagai juara kedua,” kata Ardiyasa.
Mengapreasiasi prestasi yang diukir mahasiswanya ini, Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengundang mereka untuk mengobrol di ruang kerjanya, Selasa (26/09/2017).
Menurut Dadang, prestasi yang diraih Tim Airavata ini menunjukkan STIKOM Bali sudah sejajar dengan perguruan tinggi ternama di Indonesia “Asal ada kemauan dan tekun belajar, kita pasti bisa bersaing di tingkat nasional,” ujar Dadang Hermawa sambil memuji kegigihan Tim Airavata mengikuti lomba ini.
Dadang juga mengingatkan ketiga mahasiswanya untuk tetap memegang etika. “Walaupun sudah pintar hack, ilmu itu jangan dipakai untuk obok-obok system milik orang lain. Apalagi sekarang sudah ada undang-undang ITE. Jadi pergunakan ilmu yang anda miliki untuk hal yang positif,” nasihat Dadang Hermawan.
Ketua Program Studi Sistem Komputer STIKOM Bali Padma Nyoman Crisnapati, S.Kom, M.Pd juga menyambut gembira prestasi mahasiswanya ini (rsn)