Denpasar- Sangat boleh jadi, Malam Pelestarian Budaya yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (UKM KMHD) STIKOM Bali adalah sebuah pentas seni budaya yang pertama kali digelar oleh sebuah organisasi mahasiswa. Inilah salah satu bukti kreativitas KMHD STIKOM Bali guna melestarikan seni dan budaya Bali serangkaian dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2016. Sebelum menggelar acara ini, panitia mengadakan press conference di STIKOM Bali dengan mengundang seluruh media cetak, online dan elektronik guna menyosialisasikan acara ini kepada masyarakat Bali pada Rabu (26/10/2016).
Sedikitnya 1.000 mahasiswa STIKOM Bali dan masyarakat umum, termasuk manajemen STIKOM Bali yakni Prof. Dr. I Made Bandem, MA (Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti) dan Ny. Dr. Swasthi Bandem, Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak (Ketua Yayasan WDS), I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem, B.Bus (Wakil Ketua Yayasan WDS); serta Kepala Dinas Kebudayaaan Provinsi Bali Dewa Putu Berata terpukau dengan acara yang digelar di panggung terbuka Arda Candra Art Center Denpasar ini.
Ketua Panitia Malam Pelestarian Budaya I Made Pandu Johny Saputra menerangkan, Malam Pelestarian Budaya yang diadakan pada 28 Oktober 2016 dimaksudkan untuk memeriahkan Hari Sumpah Pemuda guna meningkatkan kesadaran generasi muda, khususnya mahasiswa guna lebih memperhatikan kekayaan seni dan budaya di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah merasuk ke segala sendi kehidupan masyarakat dan berpotensi menggerus seni budaya lokal oleh serbuan budaya asing.
‘Tetapi lebih dari itu, acara ini sekaligus dalam rangka memeriahkan HUT ke-6 UKM KMHD,” kata Made Pandu Johny Saputra
Menurut Made Pandu Johny Saputra, Malam Pelestaraian Budaya hadir menjadi suatu contoh dan cerminan kepada masyarakat khususnya di Bali betapa peran Seni dan budaya sangatlah berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Dipaparkan, Malam Pelestarian Budaya ini dikemas dengan memadukan ilmu ICT, seni dan budaya. Sebagai contoh, STMIK STIKOM Bali menampilkan salah satu prestasinya yakni membawa pulang film dokumenter tentang Bali tempo doeloe yang selama ini tersimpan di luar negeri seperti di Belanda dan Amerika, untuk diproduksi ulang yang dikenal dengan sebutan Bali 1928.
Ketua UKM MKHD STIKOM Bali Putu Gede Yudhy Pratama menambahkan, sesuai namanya acara ini bertujuan untuk me-remind kembali ingatan masyarakat tentang seni dan budaya Bali yang sudah mulai ditinggalkan.
“Sebagai contoh: permainan anak-anak dan lagu anak–anak Bali hampir punah. Itulah salah satu yang mendorong kami mengadakan acara ini,” kata Yudhy.
Dalam acara ini, KMHD STIKOM Bali juga menyelenggarakan festival makanan tradisional Bali dan juga modern. Acara ini dimulai pada pukul 19.00 Wita diawali oleh MC sebagai pembukaan, kemudian doa, tari sambutan yaitu Tari Widya Prakerti, dan kata sambutan dari Ketua Panitia, Ketua Umum UKM KMHD, Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti, dan Wakil Gubernur Bali yang pada kesempatan ini diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
“Atas nama pemerintah, dalam hal ini Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, saya sangat mengapresiasi peringatan hari Sumpah Pemuda dan mendukung penuh upaya mahasiswa dalam ikut melestarikan seni dan budaya Bali seperti dilakukan oleh KMHD STIKOM Bali Bali ini,” kata Dewa Putu Berata, Kadis Kebudayaa Bali.
Acara selanjutnya penyerahan plakat kerja sama antara KMHD STIKOM Bali, PMHD Warmadewa dan FPMHD Udayana, lalu pemotongan tumpeng HUT Ke-6 KMHD STIKOM Bali, yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Berat.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Tari Rejang Dewa, pementasan Dolanan yang merupakan kolaborasi antar UKM Voice of STIKOM Bali, STIKOM Bali Music Community, Teater Bagol. Yakni kolaborasi pementasan operet (permainan anak-anak) dan lagu anak-anak.
Acara yang memacu adrenalin adalah penampilan dari Dance Of STIKOM Bali yang menampilkan suatu koreo gerakan yang mengolaborasikan unsur budaya tradisional dan modern. Penampilan selanjutnya yaitu salah satu tarian spesial diangkat pada pagelaran kali ini yaitu tari Telek. Seluruh pragina pada tarian ini berasal dari mahasiswa STIKOM yang tergabung dalam UKM Tari Tradisional dan UKM Tabuh.
“Kemudian acara kita lanjutkan dengan pemutaran video Bali 1928 yang merupakan salah satu prestasi dari STIKOM Bali, dimana STIKOM Bali berhasil memulangkan warisan budaya Bali masa lampau yang selama ini tersimpan di luar negeri, terutama Belanda dan Amerika. Bersamaan dengan pemutaran video ini kita menampilkan pementasan Bondres yang kali ini di isi oleh Sengkok,” terang Yudhy.
Malam Pagelaran Budaya ini diakhiri dengan mementaskan salah satu Band asli Bali yaitu Bintang Band.
“Para penonton sangat antusias menyaksikan acara ini dari awal sampai akhir, bukan hanya panggung utama yang dipenuhi oleh penonton, namun festival makanan dan pameran motor classic yang kami siapkan juga menjadi daya tarik tersendiri oleh pengunjung,” pungkas I Made Pandu Johny Saputra sambil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan para sponsor yang mendukung acara ini. (*)