Denpasar/Tiga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) STIKOM Bal yakni Program Kreatifitas Mahasiswa Innovation Technoloy Team (PKM ITT), Gym and Healt of STIKOM Bali (GHoST) dan Dance of STIKOM Bali (DOS) pada 20 Juli 2016 lalu menggelar bakti sosial (Baksos) bersama di Kampung Kepiting, Jl. By Pass Ngurah Rai, Tuban, Kuta. Kampung Kepiting adalah sebuah konservasi hutan bakau yang dikelola oleh kelompok nelayan Wanasari, Tuban sebagai obyek wisata kuliner. Ketua panita panitia acara ini Deny Ardy Kusuma menjelaskan, Baksos kali ini difokuskan pada penanaman anakan pohon bakau. Disebutkan, kegiatan ini diawali pada 5 Juni 2016 lalu. Kegitan ini diawali dengan pencarian dan pengumpulan anakan pohon bakau. Setelah itu mereka mendapat pengarahan tentang cara penanaman dan pemeliharaannya.
“Puncaknya, hari ini 20 Juli 2016, kami sekitar 50 orang anggota ketiga UKM yakni PKM ITT, GhoST, dan DOS, pengurus senat, Balma, dan wakil dari PK 3 STIKOM Bali melakukan penanaman pohon bakau,” kata Deny Ardya Kusuma. Sebelum menuju ke Kampung Kepiting, panitia dan anggota berkumpul di kampus STIKOM Bali sekitar pukul 06.00 untuk melakukan cheking terakhir dan pengarahan dari panitia. Selanjutnya sekitar pukul 08.00 mereka berangkat ke Kampung Kepiting. Setelah melakukan persembahyangan bersama, selanjutnya dengan menggunakan kano mereka menyisir kawasan sekitar guna membersihkan hutan bakau. “Sampah-sampah yang tersangkut di pohon bakau kami bersihkan agar pertumbuhan pohon bakau tidak terhambat,” kata Deny Ardy. Acara ini makin merih karena di sela istirah makan siang, mereka dihibur oleh penamilan liukan tubuh nan gemulai serta enegrik oleh personil DOS. Usai acara makan siang dan hiburan tadi, para peserta mendapat penyuluhan tentang mangrove. Di sini peserta diberikan materi tentang hal – hal mendasar tentang mangrove dan teknik penanaman bibit yang benar sembari menunggu air laut surut. “Sekitar pukul 14.3o Wita air laut mulai terlihat surut, panitia dan peserta mempersiapkan diri, peralatan, dan bibit bakau yang akan ditanam, dan menuju lokasi penanaman yang sudah dipasang patok. Karena medannya lumayan berat, berlumpur, sehingga penanaman bibit bakau memakan waktu sekitar 2 jam,” beber Deny Ardya. “Penanaman anakan bakau ini berjalan lancar, meski ada peserta yang mengalami luka ringan akibat dari sulitnya medan tadi, tapi segera kami tangani,” sebutnya.
Sebagai wujud terima kasih kepada kelompok nelayah Wanasari yang mendampingi mahasiswa dalam acara penanaman bibit bakau, wajar jika panitia memberikan piagam penghargaan kepada mereka. ‘Sebelum pulang, kami mengadakan rapat evaluasi kegiatan. Kesimpulannya, acara ini cukup sukses dan meriah. Atas nama ketua ketiga UKM, saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi, rela berlumpur ria di sini untuk menanam pohon bakau,” pungkas Deny Ardy Kusuma. (*)