Denpasar- Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali Jaya Susila memotivasi mahasiswa STIKOM Bali agar setamat kuliah nanti mau terjun sebagai pengusaha. “Negeri ini membutuhkan banyak pengusaha untuk mensejahterahkan masyarakat, kalau pengusaha banyak dan membayar pajak, pemerintah punya banyak uang guna membiayai pembangunan,” kata Jaya Susila dalam seminar tentang IT Entrepreneurship di aula STIKOM Bali, Jumat (20/05/16).
Dalam makalahnya berjudul “Bagaimana Memulai Bisnis dengan Modal 0”, Yaya Susila memotivasi para mahasiswa agar terjun menjadi pengusaha meski tanpa modal. Caranya bagaimana, inilah tipsnya:
1. Mulai dengan kerja serabutan, makelar, tenaga kerja lepas, memberikan privat les dan lain-lain.
2. Kalau harus bekerja, bekerjalah di perusahaan kecil yang sedang tumbuh. Jangan masuk perusahaan besar karena anda sulit tembus ke level atas.
3. Join dengan pemodal, kita sebagai pengelola, pemodal sebagai investor.
4. Selalu lakukan kerja sama dengan mitra bisnis (kemitraan) sehingga ada sharing akses. “Dulu, saya punya akses ke Qantas, teman saya punya akses ke KLM, jadi kalau saya kirim barang ke Belanda, saya tidak perlu buat kontrak lagi maskapi KLM tetapi cukup memanfaatkan akses teman saya tadi,” kisah Jaya Susila ketika sedang jaya-jaya sebagai pengusaha cargo.
5. Jangan ragu-ragu melakaukan inovasi walupun kita bukan pemilik perusahaan.
6. Lakukan inovasi tanpa henti.
Tak lupa Jaya Susila juga memberikan kiat-kiat sukses sebagai pengusaha, yakni disiplin, jujur, kerja keras, profesional, komunikatif, cerdas dan berfikir 24 jam, dan melayani dengan ikhlas. Lalu agar sebuah perusahaan bisa tumbuh, berkembang, sukses dan bertahan, Jaya Susila juga memberikan strateginya yakni teruslah berinovasi, menggunakan teknologi terkini (ICT), investasi di sektor lain jika ada peluang, dan harus menjadi nomor satu. “Be the best or nothing,” tegasnya. Tapi pria 63 tahun kelahiran Atambua, NTT ini mewanti-wanti agar kalau mau jadi pengusaha, jadilah pengusaha yang jujur. “Jangan korupsi, bayarlah pajak sesuai tingkat laba yang diperoleh,” pintanya. “Selam 35 tahun saya berbisnis saya tidak pernah punya hutang kepada siapapun,” lanjunya.
Dia menyebut, di era sekarang, bisnis bidang IT sangat terbuka lebar asal ada kemauan. “Tahun 1984 waktu itu komputer bisa dihitung dengan jari tetapi saya berani membeli computer dan memanfatkan untuk urusan perusahaan saya. Terbukti, usaha saya semakin maju, karena pelayanan kepada pelanggan sangat dipermudah,” sebutnya. “Tapi kalau terjun di bisnis IT, saran saya terjunkah dalam bisnis data base karena masih sangat langka,” pungkasnya. Dia meminta mahsiswa STIKOM Bali agar jangan bercita-cita menjadi orang besar. “Lebih baik anda menjadi pengusaha sukses daripada menjadi orang besar tapi begitu mati justru meninggalkan banyak masalah kepada anak istri,” ujarnya, serius. (rsn)