Amlapura – Sedikitnya 85 guru SMA/SMK sederjat se-Kabupaten Karangasem mengikuti seminar pemanfaatan media sosial yang digelar STIKOM Bali di gedung UMK Center Amlapura, Selasa (19/1/2016). Ketua STIKOM Bali dalam hal ini diwakili I Made Sarjana, SE., MM dalam sambutannya mengatakan, seminar ini sebagai bentuk kepedulian STIKOM Bali dalam membenahi karakter anak bangsa menuju generasi muda yang cerdas melalui pemanfaatn sosial media yang berimbang, selektif dan inovatif. Pada bagian lain Made Sarjana mengatakan, workshop ini sebagai wujud terima kasih STIKOM Bali kepada masyarakat Bali yang telah ikut membesarkan STIKOM Bali menjadi sebuah perguruan tinggi Information, Comunication and Technology (ICT) terbesar dan terdepan di Bali – Nusa Tenggara, bahkan telah masuk sebagai jajaran kampus kelas dunia versi Webomatric. STIKOM Bali dalam usia yang relatif muda telah memiliki segudang prestasi baik tingkat nasional maupun internasional dimana sampai saat ini semua program studinya terakreditas B dan satu-satunya yang memiliki double akreditasi nasional dan internasional (ISO 9001-2008). Sampai saat ini yang kuliah di STIKOM Bali lebih dari 6.000 orang dimana 75 % adalah mahasiswa dari putra putri Bali.
I Gede Basma, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemudan dan Olah Raga (PPO) Kabupaten Karangasem mewakil Kadis PPO, dalam sambutannya berharap, para wali kelas dapat memanfaatkan seminar ini sebaik-baiknya, kemudian dapat diterapkannya di sekolah masing-masing dalam upaya membantu meningkatkan perkembangan anak didik ke arah yang positif. “Ilmu pengetahuan itu mahal tapi STIKOM Bali hadir secara gratis memberikan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan di Karangasem. Oleh karena itu saya berharap kita semua dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik,” kata I Gede Basma, sambil berulang-ulang mengucapkan terima kasih kepada STIKOM Bali yang mengadakanworkshop. Seminar sehari ini menampil narasumber dari STIKOM Bali yakni Dedy Panji Agustino, S.Kom sebagai pembicara dan I Made Adi Purwantara, ST., MT sebagai moderator. Dalam paparannya, Panji Agustino menggambarkan dahsyatnya perkembangan media sosial dewasa ini. Pada tahun 2015, pengguna facebook di dunia sebanyak 1,5 miliar orang, sedangkan di Indonesia sebanyak 70 juta. Yang mencengangkan, dalam hitungan semenit, terdapat 100 jam video ter-upload di Youtube, 1,4 juta orang melakukan searching menggunakan google dan 3,3 juta orang meng-update statusnya. “Hasil survey menunjukkan, banyak ABG terutama perempuan kabur dari rumahnya karena pengaruh Social Media,” sebut Panji Agustino sambil memperlihatkan potongan-potongan berita di online yang menimpa ABG seperti kejadian di Bengkalis, Depok dan Bekasi.
Dalam pengamatan Panji Agustino, perilaku siswa di sekolah bisa sangat berbeda dengan perilaku mereka di media sosial. “Di sekolah bisa saja dia sangat tertutup tapi di media soail dia sangat terbuka. Dia secara bebas mengekspresikan dirinya: senang, marah atau galau. Karena itu saya sarankan kepada bapak/ibu supaya berteman dengan anak didiknya di media sosial juga. Melalui media sosial, bapak/ibu dapat melihat sisi lain dari anak didik, dapat mengetahui tingkah laku anak didik yang sebenarnya,” beber Panji Agustino. Setelah mengetahui permasalahan anak didik, demikian Panji Agustino, solusinya tetap melalui pendekatan face to face. “Jadi, berdasarkan apa yang diperoleh dengan berteman dan mengamati perilaku mereka di Social Media, bapak/ibu bisa memberikan jalan keluar terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi anak didik,” pungkas Panji Agustino. (*)