Turun di Kata Putri PON XII Aceh-Sumut, Pejudo Kembar Mahasiswa ITB STIKOM Bali Raih Medali Emas

DENPASAR – Pejudo kembar yang tercatat sebagai mahasiswa semester III di Kampus ITB STIKOM Bali jurusan Bisnis Digital, menorehkan prestasi di PON XXI Aceh-Sumut.

Atlet kembar Ni Nyoman Suwitri – Ni Made Sukerti itu berhasil meraih medali di cabor Judo untuk Kata Putri. Mereka berhasil menumbangkan atlet asal Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Ni Made Sukerti mengatakan, emas yang mereka raih tak pernah terbayangkan sebelumnya. Mengingat, lawan yang harus dihadapi memiliki pengalaman berlatih hingga ke luar negeri.

“Kami tampil di Junokata yang jadi bagian dari teknik seni gerakan Judo. Kami turun berpasangan dan bisa saling mengisi kekurangan masing-masing,” kata Sukerti ditemui di Kampus ITB STIKOM Bali, Rabu, 18 September 2024.

Dua saudara kembar itu saling mengamini, jika mereka tak pernah mengganggap remeh lawan yang dihadapi. Apalagi, menurut Ni Made Sukerti dalam babak klasemen mereka harus berhadapan dengan judoka asal Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Ni Nyoman Suwitri menambahkan, masuk di babak penentuan dirinya mengukur kemampuan lawan yang punya pengalaman panjang untuk kategori Kata Putri.

Namun, pada akhirnya venue yang mengambil lokasi di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, akhirnya menjadi saksi kehandalan gerakan Kata pejudo kembar asal Bali itu.

“Astungkara kami berhasil meraih emas. Prinsipnya, kami saling menutupi kekurangan masing-masing dan memang sudah ada klik,” kata Ni Nyoman Suwitri.

Di posisi tiga besar, pejudo asal Bali ini berada di puncak dengan meraih medali emas. Posisi runner up diraih pejudo Jawa Barat dengan medali perak dan Jawa Tengah meraih perunggu.

Keduanya mengaku, persiapan Pra PON dilakukan sejak bulan Januari 2024. Selanjutnya, keduanya mengikuti pemusatan pelatihan melalui training camp (TC).

“Saat TC itu kami berlatih intensif soal teknik dan gerakan Kata melalui bimbingan pelatih,” ujar Suwitri.

Selama Pra PON hingga terbang ke Aceh, Ni Made Sukerti mengungkapkan, ia dan saudara kembarnya mendapatkan dukungan penuh dari pihak Kampus ITB STIKOM Bali. Keduanya terpaksa harus meninggalkan sementara bangku kuliah untuk mewakili Provinsi Bali.

“Kami mendapatkan dukungan dari kampus, dari Rektor ITB STIKOM Bali, dan baru saja kami melaporkan ke Rektor dari yang sudah kami capai di PON,” kata Ni Made Sukerti