Denpasar – ITB STIKOM Bali mencatat rekor tertinggi dalam meraup mahasiswa baru. Tahun akademik 2022 / 2023 ini tecatat sebanyak 1534 mahasiswa baru (maba) dan dilantik oleh Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar -induk ITB TIKOM Bali – Prof. Dr. I Made Bandem, MA dalam acara Gema Mahasiswa Teknologi Informasi (GMTI) XXI bertempat di Lapangan Praja Raksaka, milik Kodam IX/Udayana, Kepaon, Denpasar Selatan, Selasa 13 September 2022.
Sebanyak 1534 maba itu tersebar di Prodi Bisnis Digital 298 orang, Prodi Teknologi Informasi 269, Prodi Sistem Komputer 196 orang, Prodi Sistem Informasi 720 orang, Prodi Manajemen Informatika 18 orang, Program Dual Degrre International Class kerja ssa dengan HELP University Kuala Lumpur 24 orang dan Program Dual Degree National Class kerja sama dengan STT Bandung 17 orang.
Dalam sambutannya Prof. Made Bandem mengatakan dengan senang hati ITB STIKOM Bali menerima 1543 maba. “Saya mengucapkan terima kasih kepada anak-anakku sekalian karena telah menentukan pilihannya sendiri. Tanpa mengabaikan perguruan tinggi lain, pilihan menjadi mahasiswa ITB STIKOM Bali adalah pilihan yang sangat tepat,” kata Prof. Made Bandem.
Menurut Prof. Bandem ada tiga hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, yakni teknologi, bisnis dan kebudayaan. “Ketiga hal itulah yang nanti adik-adik pelajari ITB STIKOM Bali,” kata Bandem.
Disebutkan, teknologi adalah sekumpulan disiplin ilmu yang dirangkum menjadi satu yang bisa meningkatkan nilai kehidupan kita. Ada teknologi sederhana dan ada yang sangat teknologi advanced seperti digital dan internet saat ini. Mengutip Prof. Habbibie yang mengatakan ada tiga jenis teknologi yakni teknologi perangkat berat seperti kapal terbang, mobil dan lainnya. Teknologi perangkat lunak seperti penciptaan komputer dan program-programnya, dan perangkat otak yakni penciptaan kecerdasan buatan untuk kehidupan di masa kini dan yang akan datang. Hal kedua adalah bisnis yang akan memberikan kesejahteraan pada kehidudpan masyarakat, dan yang ketiga adalah kebudayaan yang berbasis kreatifitas dan inovasi.
Menyinggung peningkatan jumlah maba tahun ini, menurut mantan Rektor ISI Denpasar dan ISI Yogyakarta itu karena ITB STIKOM Bali sudah menerapkan sistem perkuliahan hybrod secara baik. “Mahasiswa bisa memilih kuliah secara daring atau datang langsung ke kampus. Selain itu juga ITB STIKOM Bali melaksanakan perkuliahan dengan magang di luar negeri, ke Taiwan, ke Korea, ke Jepang dan ke Singapura dan itu yang menjadi daya tarik masyarakat,” urai Prof. Made Bandem.
Di tempat yang sama, Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan menjelaskan, jumlah mahasiswa baru sebanyak itu karena ada perubahan paradigma masyarakat. Di era pandemi sekarang ini transformasi perubahan masyarakat ke IT sangat cepat sehingga menjadi pendorong banyak mahasiswa baru tahun ini. Ada kenaikan lebih dari 20 persen dibanding jumlah mahasiswa tahun lalu, sekitar 1250 orang.
“Selain itu sosialisasi dan literasi yang kami lakukan ke anak-anak kita, ke sekolah-sekolah baik langsung maupun tidak langsung, baik luring maupun daring kami lakukan semaksimal mungkin sehingga ini menyebabkan kenaikan 20 persen cukup signifikan. Ini menunjukkan transformasi masyarakat ke IT sangat baik dan kami sudah ada di zaman itu dan ini menggemberikan kami semua, baik rektorat maupun pendiri ITB STIKOM Bali,” terang Dadang Hermawan.
Rekor maba sebanyak 1534 orang tersebut mendapat apresiasi dari Pengawas Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Drs. Satrya Dharma. “Saya atas nama Yayasan memberi apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada teman-teman di ITB STIKOM Bali. Bahwa di tahun yang sulit ini karena pandemi, ITB STIKOM Bali mencatat prestasi yang luar biasa karena saya tahun ada beberapa perguruan tinggi lain malah jeblok, jumlah mahasiswanya turun, tapi justru di ITB STIKOM Bali jumlah mahasiswanya meningkat. Jadi saya sangat salut dengan kerja keras dari ITB STIKOM Bali,” kata Satrya Dharma.
Yang menarik dari GMTI atau Opspek ala ITB STIKOM Bali ini adalah ribuan mahasiswa baru itu secara kolosal mampu mementaskan Tari Kecak. Walaupun maba itu tidak hanya anak muda Bali melainkan mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia. Ketua Panitia GMTI XXI ITB STIKOM Bali Gusi Bagus Arya Dwipayana menerangkan sebelum GMTI, sudah digelar kegiatan Pra GMTI untuk latihan baris-berbaris dan pentas kolosal Tari Kecak. “Mahasiswa baru ITB STIKOM Bali tidak hanya orang Bali tetapi juga ada dari Jawa, NTT, NTB dan daerah lain di Indonesia. Setelah latihan 2 hari ternyata bisa, astungkara mereka bisa menari Kecak,” kata Gusi Bagus Aya Dwipayan memuji anakbuahnya yang memukau para pejabat ITB STIKOM Bali.
GMTI XXI ITB STIKOM Bali ini akan berlangsung hingga 15 September mendatang dengan berbagai materi dari para pejabat struktural ITB STIKOM Bali tentang kehidupan kampus. (rsn)