DENPASAR-Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker) Kabupaten Badung Drs. Putu Eka Merthawan, M.Si dan jajarannya pekan lalu mengunjungi ITB STIKOM Bali. Kedatangan Kepala Dispernaker Kabupaten Badung itu diterima oleh Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti – yang menaungi ITB STIKOM Bali – Drs. Ida Bagus Dharmadikasa, M.Si, Ak, bersama Wakil Rektor II Putri Sriandi, SE, MM.Kom, Wakil Rektor III I Made Sarjana, SE, MM dan Direktur Kerja Sama, Pemasaran dan Humas Dra. Ni Made Astiti, MM.Kom, serta Kepala SMK TI Bali Global Badung, Kepala SMK TI Bali Global Jimbaran dan Kepala SMK TI Pandawa Bali Global Abiansemal.
Tujuan kedatangan Kepala Dispernaker Kabupaten Badung Putu Eka Merthawan itu bermaksud menjajaki kerja sama dengan ITB STIKOM Bali dan group (STIKOM Bali Group) untuk mempercepat digitalisasi industri kreatif di Kabupaten Badung.
“Kami berharap kita bisa bekerja sama. Saat ini kami sudah menjalin kerja sama dengan SMK TI Pandawa Bali Global. Semoga ke depannya kami bisa kerja sama juga dengan ITB STIKOM Bali,” kata Putu Eka Merthawan.
Pada kesempatan itu Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar Ida Bagus Dharmadiaksa dan Wakil Rektor II Bidang Inovasi dan Kerja Sama I Made Sarjana langsung meresponnya. Menurut Dharmadiaksa, kerja sama tersebut tidak hanya menyangkut hal-hal teknis bidang IT saja tetapi juga bersama-sama menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Badung agar ke depan menjadi penggerak ekonomi digital. “Salah satu caranya adalah memotivasi anak muda di Badung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK dan perguruan tinggi di lingkungan STIKOM Bali Group,” kata Dharmadiaksa.
Terkait penyiapan SDM di Kabputen Badung tersebut I Made Sarjana menjelaskan, saat ini ITB STIKOM Bali memiliki Program Kuliah Sambil Magang Online ke Singapura, tanpa harus ke Singapura. “Program ini kami bekerja sama dengan Lithan Educlas Singapura. Kuliahnya menggunakan bahasa Inggris dengan didampingi dosen kami. Mahasiswa hanya bayar biaya kuliah tahun pertama saja sebesar Rp 19.000.000. Tahun kedua, tahun ketiga dan tahun keempat biaya kuliah free. Malah mahasiswa mendapat uang saku tahun kedua sebesar Rp 1,5 juta / bulan, tahun kedua sebesar Rp 3 juta / dan tahun keempat mahasiswa mendapat uang saku sebesar Rp 3,7 juta / bulan. Jadi, kalau mahasiswa tidak punya uang untuk membayar biaya kuliah tahun pertama, maka bisa dibantu menggunakan pinjaman bank lalu dibayar oleh mahasiswa dengan uang saku yang dia terima dari perusahaan di Singapura, tempat dia magang,” urai Sarjana.
Manfaat yang diterima mahasiswa dalam program magang Singapura secara onlie ini, demikian Made Sarjana, setelah lulus nanti mereka memiliki kemampuan berbahasa Inggris level internasional, memiliki etos kerja yang bagus, memiliki pengamalan kerja internasional, dan kalau selama magang kinerjanya bagus dia bisa direkrut jadi karyawan tetap. “Di luar empat manfaat tersebut, yang kita harapkan adalah mereka kelak menjadi penggerak ekonomi gital di Kabupaten Badung,” terang Sarjana. Terhadap penjelasan Wakil Rektor III ITBSTIKOM Bali tersebut, Kepala Dispernaker Kabupaten Badng Putu Eka Merthawan sangat menyambut baik. Menurutnya, soal biaya kuliah tahun pertama tadi bisa disiasati dengan dana bergulir. “Intinya kami siap bekerja sama, hal-hal teknis begini nanti diatur dalam MoU dan perjanjian kerja sama,” tutup Putu Eka Merthawan. (rsn)