Denpasar – ITB STIKOM Bali memberikan bantuan seperangkat komputer dan printer untuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Niti Mandala Club (NMC) yang beralamat di Jl. Tukad Unda No. 8 Renon, Denpasar. Bantuan itu diserahkan langsung oleh Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan kepada Direktur PKBM Niti Mandala Club, Helena Hale, S.Pd , Rabu (28/04/2021 pagi. Helena didampingi tiga stafnya yakni Ni Made Astuti S.Pd (Koordinator tutor paket C), Ida Ayu Made Pramita Utari, S.Pd (Koordinator tutor Paket B) dan Mariyanti Magi Diala Lado, S.Pd (koordinator tutor Paket A).
Selain membantu seperangkat komputer dan printer, Dadang Hermawan juga menawarkan kepada Helena Hale agar lulusan NMC dapat melanjutkan pendidikannya di ITB STIKOM Bali dengan bantuan beasiswa. “Nanti kita akan pilah-pilah lagi, kalau memang dari keluarga tidak mampu kita berikan 50 persen atau beasiswa full,” kata Dadang Hermawan.
Direktur PKBM NMC Helena Hale mengaku sangat terharu atas bantuan seperangkat komputer dan printer serta tawaran beasiswa dari ITB STIKOM Bali. Bahkan terhadap kesulitan perpanjangan kontrak yang dialami PKBM NMC membuat Dadang Hermawan ikut turun tangan mencarikan jalan keluar, dengan membuat list donasi. “Kalau ada 60 orang masing-masing nyumbang 1 juta, sudah bisa teratasi,” ucap Dadang Hermawan.
“Aduh…. terima kasih banyak bapak,” ucap Helena terbata-bata sambil menyeka air matanya.
PKBM NMC didirikan oleh I Gusti Ayu Tirtha Adiasari, SE pada 28 oktober 2002. Sayangnya, pada 22 Mei 2018 I Gusti Ayu Tirtha Adiasari meninggal dunia sehingga “terpaksa” dilanjutkan oleh Helena Hale, hanya bermodalkan nekat. Bahkan untuk memperpanjang kontrak ruko tiap tahun agar aktivitas PKBM NMC bisa berjalan, Helena mengandalkan bantuan dari para donatur. Saat ini, jumlah muridnya 228 orang, 14 guru dan 2 orang maintenace sekolah.
“Anak-anak yang sekolah di PKBM NMC ini datang dari latar belakang yang berbeda. Ada anak special need 33 orang, anak-anak jalanan, anak korban traficking, anak putus sekolah usia sekolah, dan anak putus sekolah bukan usia sekolah,” terang Helena Hale, wanita asal Menanga, Solor Timur, Flores Timur. (rsl)