Denpasar-Ada budaya konstruktif yang sudah lama dikembangkan di STIKOM Bali yakni menggelar Dialog Dua Sisi. Menariknya acara ini diadakan oleh Badan Legislatif Mahasiswa (Balma) STIKOM Bali dengan menghadirkan para mahasiswa dan pejabat STIKOM Bali. Dalam acara dialog ini, para mahasiswa menyoroti semua aspek yang menjadi hak dan kewajibannya mereka sebagai mahasiswa STIKOM Bali.
Untuk kali ini acara Dialog Dua Sisi digelar pada Rabu, 22 Mei 2019 bertempat di loby dalam STIKOM Bali, Renon. Ketua panita acara Dialog Dua Sisi Ni Luh Putu Apsari Wedayanti menjelaskan, Dialog Dua Sisi adalah kegiatan dari Badan Legislatif Mahasiswa (Balma) yang bertujuan untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa kepada manajemen kampus STMIK STIKOM Bali.
“Acara ini dihadiri oleh Ketua STMIK STIKOM Bali beserta jajarannya dan dihadiri kurang lebih 120 mahasiswa. Banyak dinamika yang terjadi selama acara ini digelar,” kata Ni Luh Putu Apsari Wedayanti.
Disebutkan, melalui kegiatan ini pihak manajemen kampus STIKOM Bali dapat mengetahui aspirasi dari mahasiswa yang berupa permasalahan yang ada di kampus, seperti fasilitas, akademik dan keuangan, sumber daya manusia, dan kemahasiswaan.
Sebelumnya, untuk mengetahui permasalahan yang ada di kampus dari panitia menyebar kuesioner sebanyak 3401 mahasiswa dengan metode Strata Random Sampling. Lalu hasil tersebut dibawa ke acara Dialog Dua Sisi.
Acara Dialog Dua Sisi ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai dengan pembacaan hasil kuesioner yang telah disebar dan langsung ditanggapi oleh pihak manajemen STMIK STIKOM Bali. Sesi kedua adalah sesi dimana mahasiswa menyampaikan aspirasi langsung ke manajemen, di luar dari kuesioner yang sudah dibahas di sesi pertama, dan langsung ditanggapi oleh manajemn.
Dialog dua sisi ini ditutup dengan pendatanganan dan penyerahan “Surat Pengantar Keluhan” dari ketua panitia Dialog Dua Sisi, Ketua Badan Legislatif Mahasiswa dan didamping Kepala Bagian Pusat Jaminan Mutu, Ni Ketut Dewi Ari Jayanti, ST., M.Kom kepada Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan. (*)