5 Mahasiswa ITB STIKOM Bali Prodi Sistem Informasi Mengikuti Program Pembelajaran di Dalian Neusoft University of Information (DNUI) China

DENPASAR – 5 mahasiswa ITB STIKOM Bali Prodi Sistem Informasi mengikuti program pembelajaran di Dalian Neusoft University of Information (DNUI) China. Mereka masing-masing, Putu Paramarta Dhaniswara, Shri Khubayan Kusuma, Ni Putu Anggi Marta Tiari, Galang Prabasanti Januarta, dan Ni Kadek Juniari.

Dekan Fakultas Informatika dan Komputer Ni Ketut Dewi Ari Jayanti, ST., M.Kom mengatakan, ada 5 mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pertukaran pelajar.

“Perkuliahan sebenarnya sudah dilaksanakan pada 9 September 2024, namun dilakukan secara online. Para mahasiswa akan berangkat tanggal 10 Oktober untuk lanjut kuliah sampai Januari 2025, di periode ganjil,” kata Dewi Ari Jayanti, Selasa, 8 Oktober 2024.

Dewi Ari Jayanti mengatakan, mata kuliah yang ditempuh di DNUI China akan direkognisi dan diakui sebagai mata kuliah yang ada di prodi Sistem Informasi ITB STIKOM Bali. 5 mata kuliah yang ditempuh di China dikonversi jadi 6 mata kuliah di ITB STIKOM Bali.

“Para mahasiswa bukan saja mengikuti pembelajaran akademis tapi juga membawa misi pertukaran budaya dan seni,” kata Dewi Ari Jayanti.

Ia mengatakan, mahasiswa yang diajukan sebagai penerima dana hibah harus memiliki minimal IPK 3,5 dan punya kemampuan berbahasa Inggris. ITB STIKOM Bali sendiri menerima pendaftaran 16 mahasiswa sebagai calon penerima dana hibah di program Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka  (MBKM) Perguruan Tinggi. Namun, yang lolos seleksi hanya 5 mahasiswa.

Mahasiswa peserta pertukaran pelajar ini juga harus memiliki program dan komitmen terkait pertukaran budaya dengan negara tujuan.

“Seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah RI, kalau boleh disebut nilainya untuk lima mahasiswa mencapai Rp250 juta mulai tiket keberangkatan, akomodasi dan biaya hidup,” kata Ari Jayanti.

Sementara, Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan menambahkan, dengan berkuliah di luar negeri, para peserta pertukaran pelajar mampu merubah paradigma berpikir. Menurut Dadang, mindset dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan mandiri. Dadang menyebutkan, di negara maju produktivitas masyarakat menentukan dalam membuat inovasi untuk kemajuan.

“Karena ingin mandiri maka produktifitasnya juga tinggi. Paling tidak itu lah, kalau di luar negeri, kultur yang bisa ditiru adalah produktivitas,” kata Dadang.