Denpasar – Wabah virus COVID-19 (corona) dalam beberapa hari ini semakin meluas di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak dan mempengaruhi berbagai aktivitas termasuk di Perguruan Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun sudah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan penundaan ataupun pembatalan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang. Menanggapi hal tersebut, ITB STIKOM Bali merespon dengan cepat atas perkembangan wabah COVID-19 ini dengan melakukan beberapa langkah preventif antara lain menyediakan hand sanitizer dan masker di berbagai titik strategis di kampus STIKOM Bali, melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh gedung kampus, serta segera diterapkan pengecekan suhu tubuh menggunakan Thermo Gun di pintu akses masuk ke kampus ITB STIKOM Bali.
Sementara itu dalam kegiatan perkuliahan, ITB STIKOM Bali telah menetapkan kegiatan belajar mengajar secara online untuk beberapa minggu ke depan, sehingga mahasiswa tetap bisa belajar dari rumah masing-masing melalui sistem e-learning dengan pemantauan dari para dosen pengajar.
Menanggapi penyebaran COVID-19 yang terjadi belakangan ini Rektor ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan memastikan hal tersebut tidak berpengaruh terhadap sistem perkuliahan yang berlangsung di ITB STIKOM Bali. “Saya rasa tidak akan terjadi masalah, karena kami memang sudah punya sistem dan infrastruktur yang lengkap untuk pelaksanaan kuliah secara online,” tandasnya.
Lebih lanjut Dadang Hermawan menjelaskan, selama ini memang ITB STIKOM Bali sudah melaksanakan proses belajar secara online melalui sistem e-learning. “Sudah sejak lama kami memiliki sistem dan infrastruktur yang sangat mumpuni untuk pelaksanaan perkuliahan secara online. Bahkan dalam satu semester beberapa pertemuan memang dilaksanakan secara online, khususnya pada perkuliahan yang terbentur hari libur, sehingga proses belajar mengajar tetap bisa berlangsung,” jelasnya menutup keterangan pers yang juga dibarengi ketua dan pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., A.k., dan Prof. I Made Bandem MA di kampus setempat. (*)